Pages

Rabu, 02 Januari 2013

Sampul Abu-abu yang berdebu


Hari demi hari. . .
tahun demi tahun. . .
Bel berbunyi  awali nafas bersama kawan abadi , sehati seragam putih abu-abu,,,
Inilah ceritaku tentang ratusan teka-teki  rumit yang tak terpecahkan, ribuan tanda Tanya yang tak terjawab dan jutaan lika liku hidup bersama canda, tawa, sunyi senyap, suka duka, senyum sedih bahkan kawan dan lawan yang semua terukir indah dalam berbagai warna yang membungkus seragam yang dulu setia menemani setiap langkah-langkahku. . .

Semua berawal dari sebuah kota kecil nan nyaman, kota tanpa polutan yang merindukan suasana metropolitan, kata macet bisa dihitung dengan jari, pohon-pohon masih berdiri tegak dan udara sejuk masih dapat dirasakan dengan gratis. Bermula dari sebuah tembok harapan beratap cinta bernama XI.IA 4 , satu dari belasan kisah SMA Negeri 4 kendari  yang akan berteriak keras memecah dunia dengan gembira  karena keringat selama 3 tahun terbayar sudah dengan 3 detik melihat seberkas Koran berharga pagi itu 16 juni 2011….

Awalnya hanya 40 orang, kemudian entah mengapa menjadi 49 orang… persaudaraan ini semakin lengkap rasanya dengan hadirnya orang2 dengan berbagai kepribadian dan tingkah laku bagai pelangi dengan warna-warna yang berbeda namun terlihat indah dipandang mata, itulah kelas kami XI.IA.4  the eVolution Of Creativity (V.O.C) berharap kita menjadi orang-orang dgn terobosan dan inovasi di dalam berkreasi.
Kisah cerita bermula dengan kehadiran kami dari kelas X yang berbeda kemudian menjadi satu dan berusaha saling memahami tentang apa artinya persahabatan, arti seorang manusia dan seorang mahluk sempurna dengan segala kekurangan.  Saling melengkapi dan menemani di saat senang maupun suka.
Ada yang sangat pintar, ada yang jenius, ada yang kurang beruntung,  ada yang kocak, ada yang konyol, ada yang cinlok, ada yang jomblo setia, ada yang bureng, ada yang nyantai.  Ada Ahmad yang rajin dan pandai, menjadi panutan di kelas kami. Ada ridha yang menjadi bahan iseng Anak2 belakang. Ada Akbar dengan segala Ilmu tentang cinta.  Ada alim dengan segala banyolan dan kekonyolannya. Ada anna dengan keburengannya. Ada anca dengan segala aspek diatas normalnya. ada elshinta dengan segala kepolosannya.  Ada andriani dengan keeksistensinya. Ada angga, lili, ayu, ceka, dawal desi, dewi, etri, fadel, fitriah, Indira, jumran, karina, ipi, kiki, mega, mia, ninang, nur, ais, rio , ririn, sadam, sari, selvi, tari, windi, winni, wiwin,  wulan, yoel, tria, biul, cintya, jumatria, eria,  fidia, ulya, tami, dan RIYAN DENGAN SEGALA KEJENIUSAN DAN KARISMATIKNYA.
Tiada momen yang tidak terlewatkan mulai dari porseni  
Hingga tiap2 ulang tahun teman2.  Semua berjalan waktu demi waktu dan tahun demi tahun…



Kadang ada duri yang tumbuh, menusuk hati dan menimbulkan amarah. Mementingkan ego masing-masing, berbeda pendapat dan perspektif sehingga perselisihan pun kadang membara. Namun segala yang manis kadang menimbulkan penyakit dan segala yang pahit kadang menjadi obat, perselisihan yang ada bagaikan obat di dalam kelas, membawa sedikit kerikil agar tunggangan menjadi goyang membuat kita saling berpegang erat untuk mempertahankan keseimbangan.


Namun, waktu berjalan….
Perpisahan tiada pernah terelakkan, kepergian seorang sahabat menjadi awal perpisahan kita…




Waktu demi waktu terus berlalu, penentuan tidak bisa terelakkan, ketika pensil dan penghapus menjadi amat berarti dan handphone senter kembali digemari. Itulah UAN, ujian akhir nasional yang menetukan apakah kita tersenyum hari ini. Itulah hari yang menegangkan namun ditunggu-tunggu, harus tapi tak bisa, mau tapi tak mampu. Ketika otak mulai dipermainkan dan berbagai kreasi mulai dipraktekkan.  Disaat harapan berbanding terbalik dengan realita yang ada, tak mampu memutar waktu untuk memperbaiki apa yang sudah tak mampu diraih dan apa yang dulu tak terpikirkan. Disaat doa dan tangis mulai kembali bergemuruh dari hati yang dulu tak pernah mengingat diri-Nya.  Berjuang selama 7 hari bagaikan terbang ke langit ke 7 . tegang selama 7 hari seperti berlayar ke 7 samudera. Namun ketika berhasil bagai bermain bersama 7 bidadari. Itulah 7 mata pelajaran  penting yang kami dapatkan 7 jam sehari . ikut ujian dengan 7an yang sama yaitu menu7kan kpd a ayah dan ibu bahwa kita bisa.
Alhasil semua sudah berakhir, yang bisa dilakukan hanya menunggu dan menunggu. Koran seharga 2 ribu menjadi 5 ribu, tak jadi masalah selama membahagiakan ayah dan ibu. Kami pun berkumpul di bahu jalan sekolah, berharap pulang membawa baju penuh piloks dan warna warni kepada orang di rumah.
SELAMAT, SMA Negeri 4 Kendari Lulus 100%. . . . .



cucuran tangis pun tak bisa terbendung, peluk hangat mulai bertebaran, curahan piloks dan spidol mulai membanjiri seragam ini. Tak ada lagi putih abu-abu, tiada lagi bel berbunyi, tiada lagi rambut botak, tiada lagi bapak dan ibu guru. Kesenangan itu pun larut bersama rasa sedih yang dalam akan sekolah tercinta. Dimana lagi ada yang menyapa, dimana lagi ada PR yang dikerjakan di sekolah, dimana lagi ada kata bolos. 

Semua itu telah berakhir, canda dan tawa yang selau bergema di setiap sudut koridor, suka dan duka yang melekat ditiap dinding, air mata yang selalu menetes di tiap meja dan papan tulis yang merupakan saksi bisu kisah ini seakan berpamitan, tak ada lagi gerbang yang menyapa setiap paginya.
Kini warna-warna itu mulai berpencar ke jutaan arah yang berbeda, memulai lembar baru kisah yang lain dengan milyaran bahkan triliyunan teka-teki dan lika liku kehidupan .  jadikan kisah ini menjadi cerita sebelum tidur anak-anak sebari nostalgia kita di hari tua kelak membuat kita tertawa sendiri mengingatnya .  Dari sabang sampe merauke, kutub selatan ke kutub utara dan dari Greenwich sampe amerika, XII IA 4, SMA Negeri 4 Kendari. . . . .

1 komentar: