Senin, 21 April 2014

Sehari Tanpa Internet

Internet merupakan teknologi berbasis informasi yang tidak asing di telinga kita khususnya masyarakat yang hidup di daerah perkotaan. Internet merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam kehidupan karena peran dan manfaatnya yang sangat membantu. Namun hal tersebut tidak berlaku di beberapa tempat khususnya yang berada di daerah yang sulit terjangkau oleh teknologi tersebut. Ini adalah kisah perjalanan spiritual keluarga yang tak  durhaka akan tempat kelahiran, tempat dimana asal kehidupan sebelum perantauan bermula. Perjalanan spiritual yang sarat akan pengalaman yang tiada terlupa dimana teknologi internet masih sukar dipahami apalagi dirasakan.


Perjalanan menuju kampung dengan jalan terjal tak beraspal
Cerita ini bermula ketika ayah dan ibu berniat untuk bernostalgia melepas rindu dengan orang tua yang mulai renta dan suasana kampung tercinta, tepatnya di kampung salubulung, kecamatan mambi, kabupaten mamasa, provinsi Sulawesi barat. Sebuah desa berselimut gunung-gunung dan sungai-sungai yang mengalir deras di antaranya. Perjalanan darat semi offroad sekitar 130 km selama 6 jam dari kabupaten polewali mandar diselingi jalan berlubang tak beraspal, tikungan tajam nan curam bahkan longsor tanpa peringatan dapat menerkam.

Malam pun datang, suara adzan magrib pun mulai berkumandang menandakan waktu berbuka waktu itu, batang sinyal pun mulai berkurang dan tak stabil selama perjalanan menandakan perjalanan “antik” segera dimulai. Tak lama kemudian sampailah kami di kediaman sederhana orang tua dahulu, dimana aura religius masih kental terasa, udara dingin mulai menusuk namun suasana hangat tetap terjaga. Tak ada fasilitas moderen yang terasa saat itu, hanya generator dan beberapa lampu listrik serta senandung murotal alquran merdu dalam masjid yang menemani di malam ramadhan itu.

Keseharian masyarakat bertani secara sederhana
Keesokan harinya, sinyal pun tak terlihat walau hanya sebatang dan hati mulai gelisah dengan apa kuharus menghibur diri. TV hanya dapat menyala di malam hari, tak ada warnet atau sarana digital yang dapat dinikmati. Anak-anak menghibur diri dengan permainan tradisional, para pemuda mengisi waktu dengan bekerja di ladang dan sawah ada pula yang ke masjid membaca qur’an dan bersosialisasi sesama pemuda, para wanita pun giat bekerja baik di dalam maupun di luar rumah. Hal tersebut membuat saya mengalami sedikit ketidaksesuaian karena kehidupan yang selama ini didampingi oleh internet, gadget dan peralatan elektronik kini tidak dapat digunakan seperti biasa. Hampir semua aktivitas di kota tidak dapat dilakukan disini, hati pun mulai tak nyaman dibuatnya.

Hamaparan sawah yang menguning
Namun, hal tersebut sedikit demi sedikit mulai hilang ketika diajak Village Tour oleh paman. Ketika hamparan sawah yang mulai menguning terlihat, bukit-bukit ditelusuri dan empang diselami sensasinya seperti outbound gratis. Hamparan sawah yang luas merupakan salah satu sumber penghasilan utama masyarakat. Sawahnya pun lebat walau ada beberapa petak yang kosong namun tetap indah dipandang dan menari-nari ditiup angin yang berhembus melalui bukit-bukit dibelakangnya. 

Bukit-bukitnya pun sangat indah, tak terjamah secara modern hanya dimanfaatkan untuk mencari kebutuhan sehari-hari, tanpa komersialisasi dan tetap lestari. Sungai kecil mengalir indah di dalamnya, walau banyak tanah yang curam tapi itulah uniknya alam. 

Ukuran ikan mas jumbo yang ditangkap dengan tangan kosong
Hamparan beberapa bukit berkabut walau siang menjelang
Empang pun penuh dengan ikan mas yang berukuran besar dan berisi. Menggeliat disela kaki ketika berada di dalamnya menandakan ikan yang berdesakan karena tempat yang mulai penuh. Tak pernah terbayangkan menangkap ikan dengan tangan kosong semudah itu, sekali mencelupkan tangan sisik-sisik ikan pun langsung terasa menggeliat berusaha menghindar namun tak ada lagi tempat tersisa untuk bersembunyi. Hampir 2 ember penuh ikan mas jumbo dibawa pulang tapi empang tersebut masih terlihat penuh sesak.

Sungguh perasaan menjadi lebih baik ketika kita melihat sesuatu melalui sudut yang lain, ketika suasana kampung yang terlihat membosankan dan tidak menarik ternyata banyak hal seru yang dapat dilakukan. Ketika kebiasaan kota membuat kita nyaman dan menyenangkan ternyata banyak hal yang tidak kalah seru bisa didapatkan di lingkungan yang baru.

Namun daerah ini tetap harus dijamah oleh majunya teknologi informasi seperti internet. Sebab internet yang selama ini kita gunakan dalam bermedia sosial dan menghibur diri memiliki fungsi sebagai media edukasi dan informasi sehingga sangatlah mungkin potensi daerah menjadi lebih baik dengan adanya internet desa dan kampung. Jangan biarkan kita mengisolasi saudara kita dari teknologi yang bermanfaat karena bukan tidak mungkin daerah yang kecil dapat memberi kontribusi yang besar dalam membangun negeri ini.


Tetap lestari dalam berteknologi demi Indonesia yang lebih cemerlang

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Banner Header

Total Tayangan Halaman

134,806
 

Popular Posts

 

Blogroll

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger