Internet
merupakan teknologi berbasis informasi yang tidak asing di telinga kita
khususnya masyarakat yang hidup di daerah perkotaan. Internet merupakan bagian
yang tidak terpisahkan di dalam kehidupan karena peran dan manfaatnya yang
sangat membantu. Namun hal tersebut tidak berlaku di beberapa tempat khususnya
yang berada di daerah yang sulit terjangkau oleh teknologi tersebut. Ini adalah
kisah perjalanan spiritual keluarga yang tak durhaka akan tempat kelahiran, tempat dimana asal
kehidupan sebelum perantauan bermula. Perjalanan spiritual yang sarat akan pengalaman
yang tiada terlupa dimana teknologi internet masih sukar dipahami apalagi dirasakan.
Perjalanan menuju kampung dengan jalan terjal tak beraspal |
Cerita ini bermula ketika ayah dan ibu berniat untuk
bernostalgia melepas rindu dengan orang tua yang mulai renta dan suasana kampung
tercinta, tepatnya di kampung salubulung, kecamatan mambi, kabupaten mamasa,
provinsi Sulawesi barat. Sebuah desa berselimut gunung-gunung dan sungai-sungai
yang mengalir deras di antaranya. Perjalanan darat semi offroad sekitar 130 km selama 6 jam dari kabupaten polewali mandar
diselingi jalan berlubang tak beraspal, tikungan tajam nan curam bahkan longsor
tanpa peringatan dapat menerkam.
Malam pun datang, suara adzan magrib pun mulai
berkumandang menandakan waktu berbuka waktu itu, batang sinyal pun mulai berkurang
dan tak stabil selama perjalanan menandakan perjalanan “antik” segera dimulai.
Tak lama kemudian sampailah kami di kediaman sederhana orang tua dahulu, dimana
aura religius masih kental terasa, udara dingin mulai menusuk namun suasana
hangat tetap terjaga. Tak ada fasilitas moderen yang terasa saat itu, hanya
generator dan beberapa lampu listrik serta senandung murotal alquran merdu
dalam masjid yang menemani di malam ramadhan itu.
Keseharian masyarakat bertani secara sederhana |
Keesokan
harinya, sinyal pun tak terlihat walau hanya sebatang dan hati mulai gelisah
dengan apa kuharus menghibur diri. TV hanya dapat menyala di malam hari, tak
ada warnet atau sarana digital yang dapat dinikmati. Anak-anak menghibur
diri dengan permainan tradisional, para pemuda mengisi waktu dengan bekerja di ladang
dan sawah ada pula yang ke masjid membaca qur’an dan bersosialisasi sesama pemuda,
para wanita pun giat bekerja baik di dalam maupun di luar rumah. Hal tersebut
membuat saya mengalami sedikit ketidaksesuaian karena kehidupan yang selama ini
didampingi oleh internet, gadget dan peralatan elektronik kini tidak dapat
digunakan seperti biasa. Hampir semua aktivitas di kota tidak dapat dilakukan
disini, hati pun mulai tak nyaman dibuatnya.
Hamaparan sawah yang menguning |
Namun,
hal tersebut sedikit demi sedikit mulai hilang ketika diajak Village Tour oleh paman. Ketika hamparan
sawah yang mulai menguning terlihat, bukit-bukit ditelusuri dan empang diselami
sensasinya seperti outbound gratis. Hamparan sawah yang
luas merupakan salah satu sumber penghasilan utama masyarakat. Sawahnya pun
lebat walau ada beberapa petak yang kosong namun tetap indah dipandang dan
menari-nari ditiup angin yang berhembus melalui bukit-bukit dibelakangnya.
Bukit-bukitnya
pun sangat indah, tak terjamah secara modern hanya dimanfaatkan untuk mencari
kebutuhan sehari-hari, tanpa komersialisasi dan tetap lestari. Sungai kecil
mengalir indah di dalamnya, walau banyak tanah yang curam tapi itulah uniknya
alam.
Ukuran ikan mas jumbo yang ditangkap dengan tangan kosong |
Hamparan beberapa bukit berkabut walau siang menjelang |
Empang pun penuh dengan
ikan mas yang berukuran besar dan berisi. Menggeliat disela kaki ketika berada
di dalamnya menandakan ikan yang berdesakan karena tempat yang mulai penuh. Tak
pernah terbayangkan menangkap ikan dengan tangan kosong semudah itu, sekali
mencelupkan tangan sisik-sisik
ikan pun langsung terasa menggeliat berusaha menghindar namun tak ada lagi
tempat tersisa untuk bersembunyi. Hampir 2 ember penuh ikan mas jumbo dibawa
pulang tapi empang tersebut masih terlihat penuh sesak.
Sungguh perasaan
menjadi lebih baik ketika kita melihat sesuatu melalui sudut yang lain, ketika
suasana kampung yang terlihat membosankan dan tidak menarik ternyata banyak hal
seru yang dapat dilakukan. Ketika kebiasaan kota membuat kita nyaman dan
menyenangkan ternyata banyak hal yang tidak kalah seru bisa didapatkan di
lingkungan yang baru.
Namun daerah ini tetap
harus dijamah oleh majunya teknologi informasi seperti internet. Sebab internet
yang selama ini kita gunakan dalam bermedia sosial dan menghibur diri memiliki
fungsi sebagai media edukasi dan informasi sehingga sangatlah mungkin potensi
daerah menjadi lebih baik dengan adanya internet desa dan kampung. Jangan biarkan
kita mengisolasi saudara kita dari teknologi yang bermanfaat karena bukan tidak
mungkin daerah yang kecil dapat memberi kontribusi yang besar dalam membangun
negeri ini.
Tetap lestari dalam berteknologi demi Indonesia yang lebih cemerlang
0 komentar:
Posting Komentar