Kemarin malam
setelah pulang dari kampus saya melewati sebuah lorong yang selalu sepi namun
berbeda pada hari itu yang sangat ramai akan kendaraan yang parkir dan lampu
warna-warni seperti diskotek. Bunyi elekton menggelegar disertai cengkok suara
penyanyi dangdut merobek kekhidmatan malam. Ternyata di atas panggung sudah
berdiri beberapa gadis dengan pakaian “menantang” sepertinya CANDOLENG-DOLENG
kembali beraksi.
Pikiran pun
mulai bertanya-tanya sebenarnya apa CANDOLENG-DOLENG itu? Kenapa CANDOLENG-DOLENG
bisa ada dalam tiap perhelatan masyarakat? Apakah CANDOLENG-DOLENG adalah
budaya masyarakat? Kemudian terdoronglah hati untuk membuat artikel ini
Tulisan ini semata-mata untuk memberikan pengetahuan secara positif kepada pembaca
Apa itu CANDOLENG-DOLENG?
Secara umum CANDOLENG-DOLENG
adalah sebuah pertunjukan berupa tarian-tarian yang dibawakan oleh wanita
dengan penampilan menarik kadang
disertai dengan music dangdut house dan
elekton dengan menggunakan busana minim dan kadang maaf telanjang bulat. Namun dari
arti kata, CANDOLENG-DOLENG berasal dari bahasa bugis yaitu menggelantung[1].
Istilah CANDOLENG-DOLENG
ini berkembang di dalam masyarakat Sulawesi selatan namun praktik semacam ini
sudah ada di berbagai daerah di Indonesia dengan nama dan istilah yang
berbeda-beda.
Kapan CANDOLENG-DOLENG beraksi?
Jika dilihat realita
yang ada di dalam masyarakat, CANDOLENG-DOLENG ini biasa beraksi pada acara-acara perkawinan khususnya di
jam-jam larut sekitar jam 12an ke atas. Namun di beberapa tempat menurut
kesaksian beberapa teman, jam tayang CANDOLENG-DOLENG
ini bisa lebih awal tergantung situasi yang ada di sekitar.
Tinjauan Mengenai CANDOLENG-DOLENG
Persfektif Hukum
Jika dilihat
dari substansi CANDOLENG-DOLENG, kegiatan ini adalah salah satu bentuk pornoaksi
karena di dalamnya terdapat unsur “ketelanjangan ata penampilan yang
mengesankan ketelanjangan” yang terdapat di dalam pasal 4 Ayat (1) butir d
dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Pornografi. Di dalam
Undang-undang teresbut tidak hanya menjerat para aktris CANDOLENG-DOLENG tapi
juga penyedia jasa CANDOLENG-DOLENG dengan ancaman pidana.
Persfektif Sosial dan Budaya
CANDOLENG-DOLENG
merupakan sebuah bentuk dari degradasi moral dan akhlak yang selama ini menjadi
dasar masyarakat kita yaitu nilai-nilai adat dan nilai agama . Di dalam
masyarakat kita mengenal siri’ atau budaya malu dan di dalam agama sudah jelas
mengenai permasalahan tersebut. Menurut saya, fenomena CANDOLENG-DOLENG ini
adalah dampak dari Globalisasi dan Westernisasi dimana nilai-nilai kebebasan
berekspresi masyarakat barat perlahan lahan diadopsi dan dikombinasikan dengan
unsur-unsur adat kemudian menjadi sebuah praktik baru. CANDOLENG-DOLENG adalah Striptease Tradisional yang tumbuh dan
berkembang di daerah-daerah pedesaan. Membuat masyarakat desa yang dahulu
bernuansa religious kini menjadi sumber dari penyakit social yang sebenarnya
dihindari .
Dampak CANDOLENG-DOLENG bagi kemajuan dan
peradaban Negara
CANDOLENG-DOLENG
merupakan sebuah bentuk hiburan rakyat. Sulit untuk memfilter golongan masyarakat yang dapat menyaksikan pertunjukan tersebut.
Anak-anak sebagai kunci dari kemajuan Negara kadang menyaksikan pertunjukan ini
dengan bebas tanpa adanya bimbingan dari orang tua. Akibatnya CANDOLENG-DOLENG
ini membentuk pikiran anak menjadi condong ke arah seksual yang kemudian
menjadi sumber dari penyakit-penyakit social seperti pemerkosaan, pencabulan
dan lain sebagaianya.
Kesimpulan
CANDOLENG-DOLENG
merupakan sebuah nilai-nilai dari budaya barat yang secara sengaja atau tidak
telah diadopsi dalam kehidupan masyarakat dan menjadi sebuah kebudayaan local dan
terus terjaga hingga kini. CANDOLENG-DOLENG yang disajikan pada acara-acara sakral
dan suci justru menodai esensi dari acara tersebut. CANDOLENG-DOLENG
menimbulkan berbagai macam kerugian dari manfaat yang didapatkan.
Penegakan hukum
terhadap CANDOLENG-DOLENG sulit dilakukan mengingat pertunjukan ini dilakukan
di daerah pedesaan dan kurang mendapat perhatian yang besar. Penegakan hukum
atas fenomena CANDOLENG-DOLENG dimulai pada lingkungan masyarakat sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar